Direktur SDM & Infrastruktur RS.Panti Rapih (dua dari kanan), pengurus Kopama dan Karyawan. peninjauan lokasi Blok 3-A ( foto.Dok Perumnasyogya) |
Judul Posting diatas sah saja jika disematkan di Pintu Masuk Blok 3-A perumnas Bumi Guwosari, pasalnya dari 37 Unit rumah yang berdiri diatas area 5.050 m2 tersebut, 90% dimiliki oleh Karyawan Rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta. Dengan ragam unit kerja , mulai dari bagian mekanik, perawat hingga Dokter. Tak dipungkiri, manajemen salah satu rumah sakit swasta terbesar di Yogyakarta yang menaungi 1.299 pegawai, ini tak cukup mengedepankan pelayanan bagi Customer, namun juga hirau terhadap kebutuhan
papan demi kesejahteraan karyawannya.
Hal itu dibuktikan dengan keberhasilannya
membuka permukiman karyawan pada belasan
tahun silam di 2 lokasi, Yakni daerah
Kalasan dan Ngaglik, Sleman.
Setelah lama program pengadaan rumah tersebut
mati suri, kini siap digeber kembali yang dimotori oleh Koperasi Karyawan Rumah
Sakit Panti Rapih Kopama (Koperasi
Abdi Dharma) dan didukung
penuh oleh pihak Manajemen.
Menurut Ketua Kopama FX Joewarto,
program itu dihidupkan kembali karena banyaknya usulan dari anggota. ” Kami
pengurus Kopama mengakomodir dari
keinginan beberapa anggota yang belum
memiliki rumah tingal”, tandas pria berkacamata plus ini bersemangat.
Usai pemaparan dari Perumnas februari
lalu , pihaknya langsung menyampaikan pada Direksi perihal
rencana Pengadaan Perumahan bagi Karyawan dan terespon positif. Dipilihnya Perum Perumnas sebagai mitra, karena
Jajarannya menaruh kepercayaan yang tinggi terhadap BUMN berkat kiprah spesialisnya di bidang Pembangunan
Perumahan.
Paparan Perumnas yogya tentang Pembangunan Perumnas Guwosari didepan Karyawan RS Panti Rapih (15/2/2012) |
Kejelian Pembesar institusi yang bergerak dibidang pelayanan kesehtan tersebut tak sebatas seremoni pembubuhan tandatangan aplikasi Pengajuan KPR atau PUMP Jamsostek dan tetekbengeknya, namun juga peninjauan langsung ke Lokasi. Hal Itu dibuktikan ketika salahsatu jajaran Direksinya yakni Direktur SDM & Infrastruktur, Ir. Valentina Dwi Yulisiswinti,M.Kes, rela meretas celah kepadatan tugas dinasnya guna blusukan menyambangi punggawanya yang mukim di Blok XI, Blok VIII.
Acara yang
diikuti Pengurus Koperasi Abdi Dharma, Karyawan dan Petugas Pemasaran
Perumnasyogya ( 19/4/2013) yang lalu itu dipungkasi dengan singgah di Blok 3-A yang saat ini sedang
proses didevoleping Oleh Perum
Perumnas Cab.Yogyakarta.
Pengecekan letak kavling oleh Pengurus Kopama |
Dalam kalkulasi, jarak, tempuh dari tempat
kerja, keterjangkauan harga, spesifikasi teknis serta kelayakan huni
akhirnya Perempuan yang akarb disapa Bu Valent itu merekomendasikan kepada
karyawan yang belum memiliki rumah untuk mulai berfikir tentang kepemilikan
rumah tinggal di Perumnas . Sebagai Support-nya orang nomer satu di bidang
Sumberdaya Manusia (pelayan Kesehatan
istilahn di institusi tersebut) memploting
dua unit rumah type 36/70 menyusul Ketua Koperari Fx.Juwarto, yang
sebelumnya juga mengambil satu Kavling.
“Kwalitas bangunan bagus, mohon
dipertahankan” pinta Sarjana Teknik
dan Magister Kesehatan ini kepada
Subagyo, marketing Perumnas Yogya, sembari mencermati tembok rumah yang berdiri
kokoh serta pekerja bangunan yang sore itu masih ramai beraktifitas.
Sebelum
meninggalkan lokasi ia berpesan kepada Manajemen Perumnas nantinya untuk
memperhatikan Sanitasi, Drainase serta yang utama adalah Penerangan jalan masuk lokasi mengingat sebagian karyawannya
harus berdinas malam.
Terpisah Ass Man Pemasaran Agus
Harjianto menerangkan Bahwa untuk Pembangunan berikutnya nyambung dengan lokasi lama (blok 3-A) yakni
Blok 3-B dan 3-C yang kemungkinan dibangun type RST 29 agar tetap dapat
terjangkau, karena untuk Type 36 biaya
Produksinya terlampau tinggi. Dan dijual untuk umum, bisa dimiliki mulai sekarang.
Khusus untuk Blok 3-A tersebut sebenarnya juga dijual untuk umum, hanya saja Pengurus Koperasi Abdi Dharma memesan lokasi tersebut sejak masih dalam bentuk Blok plan.
Khusus untuk Blok 3-A tersebut sebenarnya juga dijual untuk umum, hanya saja Pengurus Koperasi Abdi Dharma memesan lokasi tersebut sejak masih dalam bentuk Blok plan.
Benar juga jika hubungan industrial suatu
badan telah menyentuh pada taraf pengejawatahan berupa kebutuhan
hakiki yang nyata, baik sandang, pangan
maupun Papan , bukan tidak mungkin
nantinya akan merekatkan harmoni yang muaranya adalah suatu nilai lebih pada produktifitas kerja.
(Admin)